Sabtu, 12 Oktober 2013

PIDATO KEMANUSIAAN

PIDATO KEMANUSIAAN

Penekanan al-hajj ‘Arafah adalah
pada pidato perikemanusiaan sejagat,
yang isinya mengajak kita
untuk menjunjung tinggi hak-hak
asasi manusia. Meski pada saat itu
Nabi sudah mulai kena sakit sehingga
menyebabkan beliau wafat,
namun beliau tetap mengambil
kesempatan untuk berpidato. Salah
satu isi pidatonya adalah mengenai
hak orang-orang yang dipekerjakan
(buruh).
Wahai manusia ingatlah Allah?
Ingatlah Allah berkenaan dengan
agamamu dan amanat-amanatmu.
Ingatlah Allah! Ingatlah Allah
berkenaan dengan orang yang kamu
kuasai dengan tanganmu.
Kita tahu bahwa maksud “orang
yang kamu kuasai dengan tanganmu”
dalam pidato Nabi tersebut
adalah buruh yang bekerja pada kita,
yang dulu disebut budak. Mengenai
perlakuan terhadap para buruh
ini selanjutnya Nabi berpesan
kepada kita.
“Kamu harus
memberi makan
kepada mereka
seperti yang kamu
makan. Kamu harus memberi
pakaian kepada mereka seperti yang
kamu pakai. Dan kamu tidak boleh
membebani mereka dengan sesuatu
yang mereka tidak sanggup mengerjakan.
Mengapa, sebab mereka
itu adalah daging, darah, dan makhluk
seperti kamu.”
Lalu beliau juga mengatakan
dengan nada ancaman,
“Ingatlah, barangsiapa berbuat
zalim terhadap buruhnya, kepada
pembantunya, maka akulah musuh
mereka di Hari Kiamat dan Allah
menjadi hukumnya.”
Jadi, semangat pidato ‘Arafah itu
betul-betul menekankan nilai-nilai
persamaan manusia. Bahkan ketika
Rasulullah pulang, beliau rupanya
masih merasa khawatir, janganjangan
pidatonya di ‘Arafah itu
masih belum didengar oleh semua
orang, sehingga di sebuah tempat
namanya Khum, sebuah tempat
kecil sebelah utara Makkah, yang
kemudian disebut Ghadir Khum,
persimpangan jalan Khum, beliau
kumpulkan lagi para Sahabatnya,
padahal para sahabatnya itu sebagian
sudah pergi ke tempatnya masing-
masing. Lalu beliau pidatolagi, itulah yang kemudian disebut
“Pidato Ghadir Khum”. Nah, mengenai
hal ini memang ada sedikit
kontroversi. Menurut orang Syî’ah,
Nabi berdiri bersama ‘Ali, dan
menyatakan bahwa Ali adalah calon
penggantinya. Sedangkan menurut
orang-orang Sunni tidak demikian,
melainkan Nabi menegaskan lagi
tentang apa yang telah dikemukakan
di ‘Arafah.
Dan kita harus mengaitkan konteks
di atas sebagai konsekuensi dan
kelanjutan pernyataan Allah Swt:
Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan
telah Kulengkapkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Kuridhai Islam
itu menjadi agamamu (Q., 5: 3).
Suatu pernyataan bahwa ajaran
Islam sudah lengkap, sudah sempurna,
dan itu adalah ayat yang
terakhir turun kepada Nabi
Muhamamd Saw. yang sebelum
Nabi menerima ayat tersebut, Nabi
banyak mengajak semua umat
manusia untuk menghormati dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
universal.
Sebuah hadis mengatakan bahwa
yang paling banyak menyebabkan
manusia masuk surga adalah
“takwa” kepada Allah Swt. dan
“budi pekerti luhur”. Berkaitan
dengan Sabda Nabi tersebut, dalam
Al-Quran ada ilustrasi menarik
tentang kehidupan orang-orang di
akhirat. Di akhirat itu, umat manusia
terbagi menjadi dua bagian.
Sebagian masuk surga, sebagian lagi
masuk neraka. Mereka yang waktu
hidup di dunianya saling mengenal
mengadakan komunikasi dan saling
bertegur-sapa. Mereka yang masuk
surga menegur kelompok yang
masuk neraka, tentunya karena
yang masuk surga lebih memiliki
posisi untuk bertanya. Nah dialognya
yang direkam Al-Quran adalah
begini:
Apakah yang membawamu masuk
neraka? “Mereka menjawab: “kami
tidak termasuk golongan yang shalat,
juga tidak memberi makan kepada
orang miskin. Tetapi kami biasa
berbicara kosong dengan orang-orang
yang suka berbicara kosong” (Q., 74:
42-45).
Dari dialog tersebut kita bisa
mengambil kesimpulan bahwa
mereka yang masuk ke neraka itu
adalah mereka yang menempuh
hidupnya tidak serius dan tidak
bertanggung-jawab serta maunya
hanya senang-senang. Bisa dikatakan
bahwa hidup mereka itu tidak
dilandasi oleh nilai-nilai perikemanusiaan,
sehingga surat Al-
Mâ’ûn misalnya, mengutuk orangorang
yang mengerjakan shalat, tapi tidak mempunyai rasa perikemanusiaan

sumber Ensiklopedi Nurcholish Madjid

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © ISLAM UNTUK SEMUA Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger